Keindahan Alam Taman Nasional Wakatobi Dan suku Bajo Sulawesi Tenggara Indonesia |
Terletak di kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau wakatobi ditetapkan sebagai Taman Naasional Wakatobi pada tahhun 2002, yang mencangkup 1,39 juta hektar, menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai dataran sampai kearah laut, Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.
Selain itu di Taman Nasional Wakatobi merupakan tempat tinggal 25 buah gugusan terumbu karang, 112 jenis terumbu karang dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Serta di bawah laut sana juga merupakan taman bermain 93 jenis spesies ikan langka dan beberapa jenis penyu juga menjadikan tempat ini sebagai kediaman, diantaranya penyu lekang, penyu sisik dan penyu tempayan. Bukan hannya menyajikan keindahan taman bawah laut yang dihuni oleh beberapa spesies laut, Taman Nasional Wakatobi juga memiliki jenis burung laut seperti angsa-batu coklat, cerek melayu, dan raja udang erasia.
Kehidupan pedesaan dan suku di wakatobi
Kehidupan pedesaan dan suku di wakatobi
Selain bisa menikmati keindahan alam dari Taman Naasional Wakatobi, di sini Anda juga akan mengenal salah satu suku yang tinggal di sini yaitu suku Bajo suku ini bermukim di Desa Mola, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. yang berjarak sekitar 28 kilometer dari Bandara Matahora.
Tercatat 16.000 warga Suku Bajo bermukim di desa mola. Mereka kebanyakan membangun rumah di pinggir pantai dengan mengunakan kekayaan alam yang disajikan oleh Pulau Wakatobi seperti karang laut ditumpuk atau menggunakan kayu yang di rancang hingga berdirilah sebuah bangunan yang menjadi tempat tinggal mereka. Suku bojo sendiri adalah suku yang menyatu dengan laut, sejak pertama lahir mereka sudah dikenalkan langsug dengan alam dan laut.
Tidak terlihat seperti perkampungan nelayan pada umumnya yang selalu dipenuhi aneka sampah di darat ataupun di perairan sekitar tempat mereka tinggal. Tetapi sangat berbeda dengan Desa Mola, di Wakatobi ini, Anda akan dibuat kagum, karena kanal-kanal yang ada di kampung ini tertata rapi dan air laut yang mengairinya terlihat jernih. Kebersihan sangat terjaga di sini.
Ini adalah bukti dari kerja Bupati Wakatobi Hugua yang mengajak warga Desa Mola untuk menjaga kebersihan desa dengan melarang membuang sampah plastik di kanal-kanal atau pinggir pantai. dan terbukti sekarang Wakatobi terlihat begitu indah dan bersih.
Di pulau Wakatobi ini Anda bisa menyusuri perkampungan menggunakan perahu atau "lepa" dengan bahasa Bajo, yang berisikan 5-6 orang dalam satu perahu. Di sini Anda akan di pandu oleh pemandu wisata yang akan membuat Anda lebih mengenal suku Bajo dan lingkunganya secara keseluruhan.
Suku Bajo memang yang sudah menyatu dengan laut dan ikan. Jangan heran jika di sini Anda akan menemukan banyak karamba atau tempat memelihara ikan memenuhi hampir seluruh pesisir pantai. Keramba apung ini dimaksudkan untuk menampung hasil panen ikan, sehingga jika nelayan Bajo tak bisa melaut. Sebagai gantinya mereka mengandalkan ikan dari keramba untuk memenuhi kehidupan sehari-hari atau dijual ke pasar.
Tercatat 16.000 warga Suku Bajo bermukim di desa mola. Mereka kebanyakan membangun rumah di pinggir pantai dengan mengunakan kekayaan alam yang disajikan oleh Pulau Wakatobi seperti karang laut ditumpuk atau menggunakan kayu yang di rancang hingga berdirilah sebuah bangunan yang menjadi tempat tinggal mereka. Suku bojo sendiri adalah suku yang menyatu dengan laut, sejak pertama lahir mereka sudah dikenalkan langsug dengan alam dan laut.
Tidak terlihat seperti perkampungan nelayan pada umumnya yang selalu dipenuhi aneka sampah di darat ataupun di perairan sekitar tempat mereka tinggal. Tetapi sangat berbeda dengan Desa Mola, di Wakatobi ini, Anda akan dibuat kagum, karena kanal-kanal yang ada di kampung ini tertata rapi dan air laut yang mengairinya terlihat jernih. Kebersihan sangat terjaga di sini.
Ini adalah bukti dari kerja Bupati Wakatobi Hugua yang mengajak warga Desa Mola untuk menjaga kebersihan desa dengan melarang membuang sampah plastik di kanal-kanal atau pinggir pantai. dan terbukti sekarang Wakatobi terlihat begitu indah dan bersih.
Di pulau Wakatobi ini Anda bisa menyusuri perkampungan menggunakan perahu atau "lepa" dengan bahasa Bajo, yang berisikan 5-6 orang dalam satu perahu. Di sini Anda akan di pandu oleh pemandu wisata yang akan membuat Anda lebih mengenal suku Bajo dan lingkunganya secara keseluruhan.
Suku Bajo memang yang sudah menyatu dengan laut dan ikan. Jangan heran jika di sini Anda akan menemukan banyak karamba atau tempat memelihara ikan memenuhi hampir seluruh pesisir pantai. Keramba apung ini dimaksudkan untuk menampung hasil panen ikan, sehingga jika nelayan Bajo tak bisa melaut. Sebagai gantinya mereka mengandalkan ikan dari keramba untuk memenuhi kehidupan sehari-hari atau dijual ke pasar.
Makanan Khas Kepulauan Wakatobi
Ikan Parende
Inilah salah satu makanan khas di Wakatobi, Anda bisa menemukan ikan ini hanya di wilayah Wakatobi dan sekitar pulau sulawesi. Mungkin hanya memiliki sebutan saja yang berbeda beda. Ikan ini merupakan campuran paling pas sambil menikmati kasuami. Bumbu yang digunakan untuk memesak ikan ini juga tidak susah Anda membutuhkan bawang merah, bawang putih, serai dan kunyit serta garam secukupnya. Uniknya lagi semua ikan parende disajikan berkuah tidak ada yang digoreng.
Kasumi
Makanan ini juga bisa disebut sebagai nasinya masyarakat wakatobi. Bahkan mereka lebih suka meyantap kasuami dibandingkan nasi. Kasuami adalah makanan pokok Wakatobi yang berupa singkong yang diparut/digiling dan disaring sehingga yang tertinggal hanya ampasnya saja. Selanjutnya ampas ini pun diperas lagi dengan cara dipukul pukul hingga tidak ada airnya lalu dibentuk menjadi segitiga dan dipanaskan. Ada satu lagi jenis kasuami yang berbentuk bola/persegi panjang yang dilumuri dengan minyak dan terdapat bawang goreng yang dinamakan kasuami pepe. Makanan ini dapat dibeli di hampir semua pelosok wakatobi dengan kisaran harga Rp.3.000-Rp.4000. Rasanya seperti nasi yaitu sedikit hambar dan biasa dimakan dengan ikan.Konon adanya makanan ini dikarenakan kondisi tanah di wakatobi yang berupa batu karang sehingga menyulitkan penduduk menanam beras. Oleh karena itu mereka pun mencari alternatif pengganti nasi sehingga terciptalah Kasuami. Kasuami diperkirakan dapat bertahan lama hingga 1 minggu sehingga sangat cocok dijadikan bekal untuk para masyarakat yang pergi melaut.
Selanjutnya adalah Luluta, Makanan khas Wakatobi yang satu ini adalah beras yang dibungkus menggunakan daun pisang yang kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan kemudian dibakar ujung bawahnya hingga beras tersebut matang di dalamnya. Biasanya mereka menggunakan beras putih dan beras merah tetapi tidak dicampur dalam satu bambu.
Hebatu
Hebatu adalah makanan sejenis lemper yang dinamakan tombole, dan memasaknyapun menggunakan batu. Jadi pertama tama kita menyiapkan tombole tersebut. Kemudian ambil batu karang yang banyak dijumpai di pantai wakatobi dan dipanaskan. Ketika cukup panas maka batu ditumpuk menjadi segitiga. Saking panasnya, masyarakat harus menggunakan batang pisang untuk mengangkat,menjepit dan mengeser batu sesuai tatanan segitiga tersebut. Setelah dibentuk, tombole disusun di sisi sisi batu panas tersebut. Setelah itu, tombole dan batu ditutup dengan daun pisang agar panas batu berpindah ke tombole dan membuatnya matang. Tunggu beberapa menit dan makanan pun siap dihidangkan.Keindahan Alam Taman Nasional Wakatobi Dan suku Bajo Sulawesi Tenggara Indonesia |
Rute Menuju Wakatobi
Berikut adalah beberapa akses menuju Wakatobi.
Dari Makassar
Untuk Anda yang memilih perjalanan melalui udara, Anda biisa langsung menuju Makassar dengan pesawat paling pagi dari Jakarta atau Kota lainnya,selanjutnya, Dari Makassar, Jadwal Pesawat Lion Wings Air Melayani Rute penerbangan Makassar ke Ujung Pandang Menuju Bandara Matahora di Wakatobi Pulau wangi Wangi dengan jadwal keberangkat setiap hari. Mulai dari jam 8 sampai jam sepuluh pagi.
Untuk Anda yang memilih perjalanan melalui udara, Anda biisa langsung menuju Makassar dengan pesawat paling pagi dari Jakarta atau Kota lainnya,selanjutnya, Dari Makassar, Jadwal Pesawat Lion Wings Air Melayani Rute penerbangan Makassar ke Ujung Pandang Menuju Bandara Matahora di Wakatobi Pulau wangi Wangi dengan jadwal keberangkat setiap hari. Mulai dari jam 8 sampai jam sepuluh pagi.
Dari Kendari
Jika Anda dari Jakarta, Anda harus mengambil penerbangan sehari sebelum keberangkatan ke wakatobi. Penerbangan dari Kendari menuju wakatobi tersedia dengan keberangkatan setiap, Hari Senin,Rabu,Jumaat dan Minggu Berangkat sekitar jam 9 dan tiba jam 10, Dan untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu Berangkat sekitar Jam 11 dan Tiba Jam 12
Itulah beberapa aktifitas yang Anda bisa lakukan di Taman Nasional Wakatobi, dengan bermacam macam suguhan obyek wisata alam,makanan dan masyarakat arau suku di wakatobi, bagaimana Anda berminat menikmati sajian alam Indonesia yang satu ini. Jika Anda dari Jakarta, Anda harus mengambil penerbangan sehari sebelum keberangkatan ke wakatobi. Penerbangan dari Kendari menuju wakatobi tersedia dengan keberangkatan setiap, Hari Senin,Rabu,Jumaat dan Minggu Berangkat sekitar jam 9 dan tiba jam 10, Dan untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu Berangkat sekitar Jam 11 dan Tiba Jam 12
"SELAMAT MENIKMATI LIBURAN ANDA"
No comments:
Post a Comment