Keindahan dan Kebudayaan Wisata Tana Toraja Sulawesi Utara Indonesia |
Tana Toraja merupakan sebuah kabupaten yang terletak di kawasan provinsi Sulawesi Utara, yang beribukota di Makale. Mayoritas masyarakat di sini memeluk Agama Kristen, tetapi sebagian dari mereka juga ada yang memeluk agama Islam dan ada juga salah satu kepercayaan yang disebut dengan Aluk To Dolo atau disebut juga Agama Hindu Dharma.
Sejarah Suku Toraja
Menurut lelegenda asal muasal dari suku toraja ini adalah konon katanya dulu nenek moyang atau orang pertama yang ada di Toraja adalah orang turun dari langit dengan menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, dan sampai saat ini masih difungsiakan sebagai media komunikasi dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, atau masyarakat di sana sering menyebutnya dengan Puang Matua.
Tapai menurut seorang anthtropolog yang bernama DR. C. CYRUT , menyebutkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk lokal yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang berasal dari daratan Cina. Proses ini bermula pada saat Imigran Indo Cina dengan jumlah yang sangat banyak di sekitar hulu sungai tepatnya di daerah Enrekang, dan kemudian para imigran ini, membangun sebuah pemukimannya di daerah tersebut, yang sampai sekarang terus berkembang dan disebut suku Toraja.
Konon katanya yang menemukan suku Toraja ini untuk pertama kalinya adalah suku Bugis, Mereka menemukan sebuah pemukiman di sekitar pegunungan yang memiliki budaya dan peradaban yang berkembang lebih lama dari kehadiran suku Bugis di wilayah ini. Menurut cerita, istilah Toraja sendiri adalah sebuah nama yang diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn 'To Riaja" yang berarti “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang memiliki arti “orang yang berdiam di sebelah barat”.
Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa kata Toraja berasal dari kata Toraya yang berarti orang orang besar atau bangsawan. Seiring berjalanya waktu penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Masyarakat Toraja sendiri menganut sebuah kepercayaan yang disebut dengan sebutan ALUK. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.
Desa Pallawa
Desa Pallawa adalah salah satu desa Tana Toraja yang terkenal akan barisan Tongkanan atau rumah tradisional Toraja yang masih terjaga kelestarian dan keindahanya walaupun sudah berdiri selama ratusan tahun. Jajaran Tongkanan yang nampak gagah berhadapan dengan jajaran alang atau lumbung padi yang sederhana, membuat aura etnik desa ini menjadi sangat kental. Biasanya masyarakat di sini meletakan beberapa tanduk kerbau di depan Tongkongan atau rumah adat khas Toraja ini sesudah melakukan upacara adat pemakaman khas Toraja atau disebut Rambu Solo.
Londa (Kmplek Makam Di Tebing Batu)
Londa adalah salah satu tempat terpopuler sebagai tujuan wisata di Tana Toraja. Objek wisata Londa berada di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi. yang berjarak kurang lebih 7 kilometer dari selatan Kota Rantepao, pusat pariwisata dan akomodasi bagi wisatawan. Untuk menuju ke Londa ini cukup mudah, Anda bisa menggunakan kendaraan umum seperti bemo, ojek, atau pun mobil atau motor sewaan.Dari kejauhan Anda akan melihat tebing curam yang dirimbuni hijau pepohonan. Jika mata Anda jeli, Anda mungkin melihat peti jenazah berwarna cerah diselipkan di celah-celah dinding tebing. Di kaki tebing tinggi nan rimbun inilah, tersembunyi sebuah gua alam yang dijadikan makam masyarakat Tana Toraja.Jika Anda ingin memasuki Goa Londa ini, Anda memerlukan lentera sebagai penerang. Anda dapat membawa sendiri lentera ini atau bisa menyewanya dari masyarakat yang menyediakan penyewaan lentera ini dengan tarif tertentu. Gua Londa ini memiliki kedalaman hingga 1000 meter. Dalam menelusuri gua makam yang konturnya dipenuhi stalagtit membuat Anda perlu lebih berhati-hati. Di beberapa bagian gua, ketinggian gua hanya sekira 1 meter, sehingga Anda perlu berjalan membungkuk.
Perkampungan Kete Kesu
Kete kesu merupakn tempat wisata favorit berikutnya yang ada di Tana Toraja. Kete Kesu adalah sebuah area di mana beberapa tongkonan atau rumah adat khas Toraja berdiri berjajar, dilengkapi dengan lumbung padi atau disebut alang sura, area upacara pemakaman atau rante, dan tempat pertemuan adat.
Tongkonan-tongkonan nampak indaah dengan berbagai ornamen seperti ukiran khas Toraja dan tanduk kerbau yang disusun di muka. Semakin banyak dan semakin tinggi tanduk yang tersusun menandakan semakin tinggi derajat sosial penghuninya. Di dalam kompleks Kete Kesu ada juga museum yang menyimpan berbagai artefak kuno. Dan jika Anda berkunjung pada waktu yang yepat, maka Anda juga dapat menyaksikan Pesta Rambu Solo Saat berkunjung ke Kete Kesu, keluarga besar enam Tongkonan yang berada di Kete Kesu menggelar Pesta Adat Rambu Solo atau Pesta Kematian.
Batutumonga
Selanjutnya adalah Batutumonga, Untuk menuju ke tempat ini, Anda harus melewati jalan berliku-liku, serta tikungan yang tajam, ini yang menjadi tantangan tersendiri , Tetapi satelah sampai di Batutumonga ini, rasa capek dan lelah di perjalanan akan hilang dengan menikmati pemandangan alam yang cantik dengan udara yang sejuk menyelimuti gunung Sesean. Dari sini kita bisa melihat Kota Rantepao dan gunung serta bukit yang mengelilingi Tana Toraja.Untuk menempuh perjalanan menuju Batutumonga Anda dapat menggunakan kendaraan baik mobil atau motor, waktu yang ditempuh apabila menggunakan motor sekitar 45 menit dari kota Rantepao, dan untuk waktu tempuh menggunakan mobil, diperlukan waktu sekitar 1 setengah jam. Anda juga bisa menyewa kendaraan untuk menuju ke Batutumonga ini di tempat penyewaan di daerah ini. Dan bagi Anda yang ingin menginap di Batutumonga, di tempat ini juga telah tersedia Villa atau penginapan penginapan yang telah disediakan,
Lemo
Lemo adalah sebuah pemakaman yang dibentuk di dinding bukit yang diperuntukan bagi bangsawan suku Toraja. Ada lebih dari 70 buah lubang batu kuno menempel di dindingnya, Di sini juga disimpan patung kayu atau tao-tao sebagai representasi dari mereka yang sudah meninggal. Tidak semua orang Toraja bisa dibuatkan tao-tao, hanya kalangan bangsawan saja yang berhak dibuatkan tao-tao dan itu pun setelah memenuhi persyaratan adat. Biasanya satu lubang yang berukuran 3 x 5 meter ini berisikan satu keluarga. Di beberapa tempat juga terlihat peti-peti mati ditumpuk atau diatur sedemikian rupa sesuai garis keturunan atau keluarganya. Bagian depan lubang berfungsi untuk memasukkan jenazah, beberapa ada yang ditutupi pintu kayu berukir atau hanya penutup dari bambu. Nama Lemo sendiri berarti jeruk, karena gua batu terbesarnya yang berbentuk bundar menyerupai buah jeruk, lubang-lubang kuburannya seakan membentuk pori-pori buah jeruk. Menurut penuturan masyarakat setempat.
Keindahan dan Kebudayaan Wisata Tana Toraja Sulawesi Utara Indonesia |
Rute Menuju Tana Toraja
- Jalur Darat
Perjalanan darat dapat dimulai dari Makassar yang merupakan Ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan bis antar propinsi, atau Anda juga bisa mnyewa mobil dengan tarif berkisar 800rb sampai 1 juta rupiah untuk sekali perjalanan, Perjalanan menuju ke Tana Toraja memakan waktu kurang lebih 6-8 jam perjalanan.
Anda akan melewati beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, dari Makassar kita akan melalui kota-kota Maros, Pangkep, Barru. Jika Anda menggunakan bus, di Barru inilah biasanya bus akan berhenti untuk beristirahat pertama. selanjutnya Anda menuju ke Pare-Pare biasanya kota Pare-pare dianggap pertengahan jalan dari Makassar ke Toraja , kemudian kota Sidendreng, Enrekang di wilayah kabupaten Enrekang bis akan berhenti kedua kalinya dan terakhir di dareah “Puncak” setelah itu memasuki kabupaten Tana Toraja. Perjalanan di area Enrekang mendekati Toraja akan berkelak-kelok. Perbatasan antara Enrekang dan Tana Toraja ditandai dengan gapura di jembatan yang dilalui bertuliskan Selamat Datang di Tana Toraja.
Di sepanjang perjalanan Anda akan disajikan dengan sangat indah. mulai dari pemandangan pantai yang indah mulai dari Pangkep sampai saat mendekati Pare-Pare. Kemudian pemandangan pegunungan yang saat indah di kabupaten Enrekang setelah itu persawahan dan gunung-gunung di kabupaten Tana Toraja.
- Jalur Udara
Baiklah sekian dulu ulasan tentang keindahan alam dan keramahan suku Tana Toraja, bagaimana Anda berminat untuk berkunjung ke Tana Toraja yang menyajikan Keindahan alam dan budaya khas Suku Toraja ini "SELAMAT BERLIBUR"
Mencari Situs Judi Taruhan Ayam Terpercaya?
ReplyDeleteTenang saja, kini Agen BOLAVITA menyediakan Judi Taruhan Ayam yang sangat lengkap yang bisa Anda coba daftar dan mainkan.
Daftar sekarang untuk dapatkan bonus new member 10% dan bonus setiap harinya 5%.
Minimal Deposit dan Withdraw adalah 50.000.
Permainan ini bisa dimainkan dimana dan kapanpun juga, baik di pc/laptop atau Handphone.
Daftar sekarang juga di www.bolavita.ltd !!!!
Baca juga =
1. Cara Membuat Akun dan Bermain di Situs S128
2. Promo Promo BOLAVITA
Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
BBM : BOLAVITA / D8C363CA
Whatsapp : +62812-2222-995
Livechat 24 Jam